Ella Rahmayanti

Everyone has part to teach you in your life ^^ Belive in Allah's miracle

Minggu, 31 Juli 2016

Puisi ~ Waktu Lalu

Waktu Lalu
oleh: Ella Rahmayanti

Rindu ..
Rindu ..
Rindu ..
Pada kenangan aku merindu

Serpihan ~ Tanya Ayah

Ayah?

P
ada suatu malam ketika dipangku penguasa langit bersama pengawalnya. Seorang aku memandang jendela. Kulihat ujung lautan diufuk selatan. Mungkin di ujung sana ia berada. Hanya mungkin. Mungkin. Sepertinya begitu. Atau tidak? Keberadaannya adalah fatamorgana. Dalam hidupku. Tentunya.

Dear Peterpan (7)

Dear, Peterpan

M



alam ini bukan tak kuingat tingkahmu. Bukan tak ingin aku mengenangmu. Hanya .. Yah, kau tahu bagaimana rasanya merindu?
Seperti .. Erm .. Pernah tidak merasa sakit didada? Berdebar. Namun, tidak nyaman. Tak seperti biasa.

Kamis, 14 Juli 2016

Inspiration _ Lelaki Itu

Lelaki Itu ...

C
inta ia pada Tuhannya. Hanya saja, bunda berkata lain. Tak mengindahkan sang senja seperti keindahan biasa. Tak sederas air terjun. Kurasa, seperti melawan gravitasi bumi untuk tetap diam diatas kala ia benar-benar menarik tak pernah henti.

Suaranya lantang menyerukan sayangnya. Hausnya membuat

Minggu, 03 Juli 2016

Cerpen~ Hanya Jika

Hanya Jika 



Ada banyak sekali kasus tentang cinta. Menurut mereka baik, menurut ku tidak. Bagi mereka bahagia, namun sebenarnya tragis. Ah, mungkin pikirku saja yang negatif tentang cinta. Berharap saja beruntung jika berpapasan dengan cinta (lagi) suatu saat nanti.
Kurasa, aku tertidur telalu lama. Terbangun aku, cinta pun pergi entah kemana.
“Aku ingin menjadi penguntit. Berada dilangit agar bisa memantaumu”
Kini ia benar penguntitku. Lucu sekali. Setiap menatap langit, aku selalu tertawa. Seolah langit benar memperhatikanku. Dalam kelam, seolah langit menuntunku. Saat mentari benar diatas kepala, seolah awan sebagai payung. Hahaha .. Sang penguntit begitu berbaik hati.

***

“Lelaki itu, tidak banyak menangis.”
“Kata siapa?”
“Aku. Barusan.”
“Justru laki-laki sejati itu, menangis.”

Kamis, 26 Mei 2016

Dear Peterpan (6)

Dear Peterpan ..

K

au tahu, ketika hujan turun, aku punya segudang cerita tentang kita. Sejuta cerita tawa dan tangis. Aroma hujan seperti aroma mu. Sesekali tercium. Dalam keramain, ia hilang. Pun dalam sepi. Hany sesekali datang tak sengaja di hadap tempat aku berpijak menopang tulang dibalut daging.

Ahahaha ... Seperti aku pengkhayal dalam hujan. Tapi benar, sungguh khayalku mengembara kala air langit ditarik gravitasi bumi.

Dear Peterpan (5)

Dear Peterpan ..



L
ama aku tak bersenandung dalam rengkuhan alam. Jenuh tentu aku belum. Aku masih menerima tak bergantinya nama hari. Atau sajak yang berlarian entah kemana. Atau bait yang berlarian silang tak beratur.

Ku kirim suara jerit tangis lewat angin. Tak ada tanggap. Atau aku lupa bahasa alam?